Owa Jawa, Hewan Paling Setia tapi Populasinya Sedikit

 


Owa Jawa dengan nama latin Hylobates moloch merupakan hewan primata endemik pulau jawa. Saat ini status primata ini terancam punah, karena populasi owa jawa hanya sekitar 1000 – 2000 ekor saja. Ciri-ciri fisik dari hewan ini adalah tidak memiliki ekor dan tangan yang lebih panjang dari panjang tubuhnya. Fungsi tangan yang panjang ini untuk bergelantungan di atas pohon. Warna dari tubuhnya yaitu keabu-abuan dan agak sedikit lebih dikepalanya. Aktifitas dari owa jawa yaitu dihabiskan diatas pohon, jarang sekali untuk turun. Makanan untuk owa jawa sendiri sama seperti hewan primata lainnya yaitu buah-buahan dan daun-daunan.

Owa jawa hidup dalam kelompok kecil terdiri dari orang tua dan beberapa anaknya. Yang menarik dari owa jawa adalah hewan yang paling setia sama pasangannya (monogami). Jika sudah kawin, maka hewan ini akan sangat setia dengan pasangannya. Anak dari Owa jawa yang sudah dewasa akan mencari pasangannya sekitar umur 8 tahun dan akan memisahkan diri dari kelompoknya saat dia memiliki pasangan yang sudah cocok.

Karena populasi dari owa jawa yang semakin sedikit, owa jawa dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi. Mengapa demikian? Karena setianya owa jawa ini, jika salah satu dari pasangan ini mati, maka pasangan yang masih hidup tidak akan mencari owa yang lain dan kawin lagi. Belum lagi masa mengandung owa yang cukup lama sekitar 7 bulan owa jawa ini mengandung, hampir mirip dengan manusia. Tidak hanya itu, hutan yang ditebangpun menjadi penyebab populasi dari owa jawa berkurang. Manusia juga bisa menjadi penyebab pupulasi hewan ini berkurang karena pemburuan hewan untuk diperjual belikan.

Menjaga hutan dan tidak membang pohon dihutan sembarangan adalah solusi untuk owa jawa hidup supaya tidak cepat punah. Tidak hanya owa jawa apabila hutan kita tetap terjaga, hewan yang lain pun yang habitatnya dihutan akan tetap terjaga. Hutan juga merupakan sumber oksigen untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Bahkan hutan di Indonesia ini berperan penting sebagai paru-paru dunia.

Post a Comment

0 Comments